TAKDIR DAN PERMASALAHANNYA 6

"Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh ALLAH,maka dialah yang mendapat petunjuk;dan barangsiapa yang disesatkan ALLAH,maka merekalah orang2 yang rugi."(al-A'RAF:178)

"....tetapi ALLAH menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran,kefasikan dan kedurhakaan...."(al-Hujarat:7)

Imam Bukhari meriwayatkan mengenai penciptaan perbuatan hamba(manusia)dari Huzaifah secara marfu':

"Bahawasanya ALLAH menciptakan semua orang yang berbuat sesuatu beserta perbuatannya."(Riwayat Bukhari)

"Ya ALLAH,berilah jiwa ketakwaannya dan sucikanlah dia,Engkau adalah sebaik2 yang menyucikannya,sesungguhnya Engkau adalah yang memeliharanya dan melindunginya."

Soalan:
Apakah makna sabda Nabi s.a.w:

"Dan kebaikan itu seluruhnya ada ditangan Mu,sedang keburukan itu tidaklah kepadaMU."

Sedang ALLAH SWT adalah pencipta segala sesuatu?

Jawapan:
Maknanya bahwa semua perbuatan ALLAH Taala itu baik semata2 dilihat dari sifat dan sumbernya yang yang dari ALLAH,tidak ada keburukan sama sekali dilihat dari sudut mana pun kerana ALLAH Taala itu Maha Bijaksana dan Maha Adil.Semua perbuatanNYA adalah adil dan bijaksana,Dia menempatkan segala sesuatu pada tempatnya secara layak disisi ALLAH SWT sebagaimana kita maklumi.Adapun apa yang ditakdirkan berupa kekufuran itu dilihat dari segi penisbahan nya kepada manusia,sebab kerosakan dan kehancuran manusia semata-mata dilihat dari segi penisbahannya kepada manusia.Pada dasarnya,kerosakan dan kehancuran yang mereka alami disebabkan oleh perbuatan(tangan2)mereka sendiri,sebagai pembalasan yang sesuai,sebagaimana firman ALLAH Taala:

"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri dan ALLAH memaafkan sebahagian besar(dari kesalahan2mu)."(ash-Syuura:30)

"Dan tidaklah Kami menganiaya mereka,tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri."(az-Zukhruf:76)


Soalan:
Apakah untuk beribadah itu ada kekuasaan dan kehendak yang dinisbahkan kepada seseorang?
Jawapan:
Benar,untuk beribadah itu ada kemampuan bagi seseorang untuk melakukannya,juga kehendak dan kemahuan.perbuatan2 mereka itu dinisbahkan kepada mereka dan diperhitungkan sesuai dengan kehendak dan kemahuan itu.Mereka ditugaskan untuk melakukanya,diberi pahala jika mereka melaksanakannya dengan baik dan benar dan akan mendapatkan hukuman jika mereka mengabaikannya.ALLAH tidak memberijam tugas kepada mereka melainkan sesuai dengan kemampuan mereka.

Semua itu sudah dijelaskan ALLAH kepada mereka didalam al-Quran dan as-Sunnah dan sudah diterangkanNYA.Namun,mereka tidak akan mampu melakukannya jika diberi kemampuan oleh ALLAH.Mereka tidak dapat melaksanakan kehendak mereka kecuali dikehendaki olehNYA,dan mereka tidak melakukannya kecuali kerana dijadikan ALLAH pelaku sebagaimana disebutkan dalam nas2 terdahulu mengenai MASYI'AH,IRADAH,dan PENCIPTAAN.Sebagaimana mereka tidak mewujudkan diri mereka sendiri,maka mereka juga tidak mewujudkan perbuatan2 mereka kekuasaan/kemampuan, kemahuan,kehendak,dan perbuatan mereka itu mengikuti dan bersumber dari kekuasaan ALLAH,kemahuanNYA.kehendakNYA dan perbuatanNYA sebab,Dialah yang menciptakan mereka,menciptakan kekuasaan,kemampuan,kehendak,kemahuan, dan perbuatan mereka.Namun,kemahuan,kehendak, kemampuan,dan perbuatan mereka itu bukan bahan kemahuan,kehendak,kemampuan dan perbuatan ALLAH,sebagaiman halnya mereka bukan ALLAH.Maha Luhur ALLAH dari semua itu bahkan, perbuatan mereka itu ciptaan ALLAH yang sesuai dengan mereka, yang dinisbahkan kepada mereka secara hakiki.Oleh sebab itu,ALLAH menisbahkan kedua macam perbuatan(yang baik dan buruk)kepada orang yang melakukannya.ALLAH berfirman yang bermaksud:

"Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh ALLAH..."


ALLAH adalah pelaku secara hakiki dan hamba(manusia)itu adalah sasaran perbuatan secara hakiki.ALLAH adalah yang memberi petunjuk secara hakiki dan hamba adalah yang mendapat petunjuk.ALLAH berfirman,maksudnya:


"Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh ALLAH maka dialah yang mendapat petunjuk...."(al-A'raf:178;al-Isra':97)


Maka menyandarkan hidayah(memberikan petunjuk)kepada ALLAH adalah hakiki dan menisbahkan IHTIDA'(mendapat petunjuk)kepada manusia itu adalah hakiki pula.


Sebagaimana halnya "al-haadii"(yang memberikan petunjuk)itu bukan substansi "al-muhtadii"(yang mendapatkan petunjuk),maka "al-hidayah"(yang memberikan petunjuk)itu bukan bahan "al-ihtida' "(yang mendapat petunjuk).Demikian pula,ALLAH menyesatkan orang yang dikehendakiNYA itu adalah sebenarnya, dan ada orang yang sesat itu adalah sebenarnya.Demikian juga dengan segala tindakan ALLAH terhadap hamba2Nya.Oleh sebab itu,barang siapa menisbahkan fi'il(perbuatan)dan infi'al(imbas perbuatan)kepada manusia semata2 adalah kufur dan barangsiapa yang menisbahkan keduanya kepada ALLAH juga kufur.Barangsiapa menisbahkan fi'il(perbuatan)kepada al-Khaliq(Yang Maha Pencipta)dan menisbahkan infi'al kepada makluk adalah orang mukmin yang sebenar..........sambungan