KEWAJIPAN RAKYAT TERHADAP ULIL AMRI(PEMERINTAH)




Soalan:
Apakah kewajipan kita terhadap ulil Amri(pemerintah)
Jawapan:
Memberikan nasihat kepada mereka,setia kepada mereka dalam kebenaran,mentaati mereka dalam kebenaran,menyuruh mereka menegakkan kebenaran,mengingatkan mereka dengan lemah lembut,melakukan solat di belakang mereka,berjihad bersama mereka,mengeluarkan sedekah kepada mereka(untuk diagihkan sesuai dengan syariat),sabar terhadap mereka meskipun mereka bertindak aniaya,tidak menangkat senjata memerangi mereka selagi mereka tidak menunjukkan kekafiran yang jelas,tidak memberikan sanjungan palsu kepada mereka,dan mendoakan mereka supaya mendapatkan kebaikkan dan taufik(pertolongan ALLAH untuk kebaikan dan menjauhi keburukan dan maksiat).
Soalan:
Apakah dalil tentang semua itu?
Jawapan:
Dalilnya sangat banyak,antara lain firman ALLAH,"wahai orang2 yang beriman,taatilah ALLAH dan taatilah RasulNYA dan ulil Amri diantara kamu."(an-nisa':59)
Dan hadis2 Nabi s.a.w,"Dengarkanlah dan patuhlah,meskipun yang memimpin kamu itu seorang hamba."
"Barang siapa melihat sesuatu dari tindakan penguasa yang tidak ia sukai maka hendaklah ia bersabar,kerana sesungguhnya orang yang meninggalkan(membelot)jamaah walaupun hanya sejengkal maka wafatnya tergolong jahiliah."(Riwayat Bukhari dan Muslim)

Ubadah ibnu al-Shamit r.a berkata,"Nabi s.a.w pernah memanggil kami untuk ber baiah kepada beliau.Isi baiah itu ialah kami wajib mendengar dan taat dalam keadaan bersemangat,suasana tidak menyenang kan,suasana sulit,suasana mudah dan suasana yang merugikan kami sekalipun(asal demi kebaikan dan bukan demi maksiat)dan kami tidak boleh menentang pemerintah,kecuali,seperti kata beliau,"Kalau kamu melihat kekafiran yang terang berdasarkan keterangan yang jelas dari ALLAH."(Sahih Muslim 3:1470-1471,hadis no.1709)

Sabda beliau lagi:"Jika seorang hamba yang terpotong telinganya(hina dina,hodoh)lagi hitam kulitnya telah diangkat untuk memimpin kamu,yang ia memimpin kamu dengan kitab ALLAH,maka dengarlah(patuhilah)dan taatilah!"(Sahih Muslim 3:1486,Hadis no.1838)
"Wajib bagi seorang muslim untuk mendengar dan patuh(kepada pimpinan)baik mengenai sesuatu yang ia sukai mahupun tidak ia sukai,kecuali jika diperintahkan berbuat maksiat,maka tidak boleh mematuhi dan menaati."(Riwayat Muslim3:1469,hadis no.1839)
Sabda beliau lagi,"Sesungguhnya kewajipan ubat itu hanya lah dalam hal yang ma'ruf."(Sahih Muslim 3:1469,hadis no.1840)"Meskipun pemimpin itu memukul punggung mu dan mengambil hartamu,dengarlah dan taatlah."Sabda beliau:"Barangsiapa melepaskan tangan dari taat(tidak mahu mentaati pemimpin muslim),nescaya dia akan bertemu ALLAH dalam keadaan tidak tidak punya alasan.Dan barangsiapa meninggal dunia sedang di lehernya tidak ada baiah(janji setia kepada pemimpin jamaah muslimin),maka matinya adalah mati jahiliah."(Sahih Muslim 3:1478,hadis no.1851)
Sabda beliau:"Barangsiapa hendak memecah belah urusan umat ini sedang urusan itu telah disepakati oleh jamaah,maka pukullah dia dengan pedang buat bunuhlah(jika tidak ada cara lain selain itu),Siapapun orangnya."(Sahih Muslim 3:1479,hadis no.1852)
Sabda baginda lagi:"Kekal akan ada pemimpin2(penguasa)yang kamu kenal tetapi kamu ingkari tindakannya(tindakannya munkar).Maka barangsiapa membencinya,dia bebas(dari dosanya),barang siapa yang mengingkarinya(secara terus terang)maka dia selamat(dari azab ALLAH),tetapi orang yang redha dan mengikutinya(tidak akan bebas dan selamat dari dosa dan azab ALLAH)."para sahabat bertanya,"Apakah kami tidak boleh membunuhnya?"Beliau menjawab,"Jangan,Selagi mereka masih menunaikan solat."(Sahih Muslim 3:1480,hadis no.1854)

Masih banyak lagi hadis yang lain yang disebut dalam as-Sahih.